Putri Kencana Ayu
(Cerita Rakyat dari Desa Medayu Banjarnegara)
Tersebutlah kisah yang beredar di Desa Medayu Banjarnegara, tentang seorang putri cantik yang diasingkan dari keraton, karena hidupnya selalu dikejar-kejar raksasa yang ingin mengganggunya. Ya, dialah Putri Kencana Ayu, bangsawan yang cantik dan berhati mulia.
Suatu hari, ia dibawa ke hutan yang jauh dari desa, karena gangguan si raksasa jahat yang sudah tahu.Di tengah gelap dan dinginnya malam, prajurit keraton dan warga desa terpaksa meninggalkan Putri Kencana Ayu seorang diri di tengah hutan.Malam semakin larut, sang putri mulai merasa lelah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Ia duduk di atas tumpukan kayu. Saat ini daerah tersebut dinamakan "Dukuh Kayunan".Suatu hari, seorang pria pengembara melihat Putri Kencana Ayu di tengah hutan. Pria itupun terpesona dengan kecantikan wajah sang putri dan menaruh hati padanya. Melihat gelagat aneh dari sang pengembara, Putri Kencana Ayu merasa takut atau wedi (bahasa Jawa). Sang Putri pun berlari ke arah barat untuk singgah disana. Hingga akhirnya tempat itu dikenal dengan nama "Dukuh Medini".
Rasa penasaran membuat sang pengembara semakin gencar untuk terus mengejar sang putri. Putri yang merasa sangat takut, terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran pria itu, sampai-sampai sang putri terperosok ke jurang dan hingga saat ini tempat itu disebut "Dukuh Jurang".
Sadar bahwa pria itu masih terus mengejarnya, Putri Kencana Ayu bangkit dan dengan langkah gontai ia berusaha berlari terus ke arah barat. Merasa keadaan sudah aman, sang Putri beristirahat sejenak. Dengan nafas yang terengah-engah, sang putri tetap waspada dan menengok-nengok untuk memastikan keadaan. Oleh karena itu tempat tersebut diberi nama "Dukuh Sidengok".
Selang beberapa saat, sang putri seperti mendengar suara langkah kaki. Hatinya mulai was-was, dan diapun memutuskan untuk berlari ke selatan. Setelah jauh berlari, sang Putri berhenti untuk memastikan bahwa ia telah lepas dari kejaran pria itu. Putri pun berdiri sambil melirik ke kanan dan kiri. Maka sekarang tempat itu dinamakan "Dukuh Celirik".
Dari tempat itu, sang putri melihat di arah selatan ada asap yang membumbung tinggi, ternyata di sana ada sebuah karang yang terbakar atau kobar (dalam bahasa Jawa). Sehingga tempat itu sekarang bernama dukuh "Karang Kobar".
Karena tak ingin pria tadi melihatnya, Putri Kencana Ayu memutuskan untuk berlari lagi ke utara. Ia merasa sangat lelah dan bingung, hingga akhirnya di tempat itu Ia duduk atau bahasa Jawanya metengge. Dan kini tempat itu diberi nama dukuh "Sipete".Sementara pria itu masih terus mengejar sang putri. Menyadari hal itu, putri berlari ke arah utara sampai-sampai rangkaian bunga atau kembang kanthil yang terurai di kepalanya terjatuh dan ditemukan oleh pria pengembara itu. Sehingga tempat itu sekarang dinamakan dukuh "Sikembang".
Karena sangat lelah dan tak mampu berlari lagi, Putri Kencana Ayu tergeletak pingsan (dalam Bahasa Banyumasan / Dialek : Ngglethak). di suatu tempat. Sekarang tempat itu dinamakan dukuh "Klethak". Setelah berlari cukup jauh, akhirnya Putri Kencana Ayu bisa lepas dari kejaran pria tadi. Maka sang putri berjalan ke arah selatan. Di sana Ia melihat sebuah karang besar yang mengerikan, namun Putri memutuskan untuk tinggal di situ. Hingga akhirnya tempat itu diberi nama dukuh "Karang Kemiri".
Selang beberapa tahun, banyak orang yang melihat Putri Kencana Ayu hidup seorang diri di sana. Namun orang-orang mengira Putri itu adalah hantu atau medi (bahasa Jawa) yang berparas cantik atau ayu. Sehingga wilayah itu di beri nama desa "Medayu" yang berasal dari kata Medi tapi ayu.
CERITA INI DIKUTIP DARI:PUSTAKA DIGITAL(PADI)
1 komentar:
wah...keren....baru sebentar sdh jauh berkembang.....nanti ajaran Ibu ya....
Posting Komentar