RINGKASANCERITA JOKO KENDIL(PUSTAKA DIGITAL)

Cerita Dongeng Legenda Rakyat Joko Kendil

     Pada zaman dahulu, hiduplah seorang wanita dengan anak laki-lakinya. Anak itu mempunyai bentuk fisik yang aneh. Badannya mirip dengan periuk. Karena itulah orang menyebutkan Joko Kendil*.

Walaupun tubuh Joko tidak normal, ibunya mencintainya apa adanya. Ia juga tak pernah menyesali nasib anaknya. Apa pun yang diminta Joko, ia selalu berusaha mengabulkannya.

Joko tumbuh sebagai anak yang bahagia. Ia dikenal sebagai anak yang jenaka. Tapi kadang-kadang Joko juga nakal. Ia sering ke pasar, lalu ia duduk di dekat pedagang. Pedagang mengira, Joko itu sebuah periuk. Sehingga ia menaruh sebagian makanannya di atas tubuh Joko. Ia juga sering menyelinap ke pesta. Orang menyangka Joko itu periuk biasa, sehingga orang itu menaruh makanan di sana. Kemudian dengan diam-diam Joko pulang dan membawa makanan untuk ibunya.

Ibu Joko marah melihat kenakalan Joko. Ia menyangka Joko mencuri. Joko lalu menjelaskan, kalau semua orang menyangka dirinya periuk. Ibunya pun tertawa mendengarnya.

Ketika Joko tumbuh dewasa, tubuh Joko tetap mirip periuk. Tapi yang mengherankan, Joko justru meminta ibunya mencarikan istri untuknya. Tidak tanggung-tanggung, Joko menginginkan putri raja sebagai istrinya. Tentu saja Ibunya kaget sekali. “Ingat Joko, kita ini orang miskin. Lagi pula, apakah kau tidak menyadari bentuk tubuhmu?” tanya Ibunya. “Jangan khawatir, Ibu. Percayalah, semuanya akan baik-baik saja. Sekali lagi, saya minta tolong, agar Ibu melamar putri raja untuk dijadikan istriku,” ujar Joko menghibur Ibunya.

Dengan hati penuh keraguan, Ibu Joko pergi menghadap Raja. Raja mempunyai tiga putri yang cantik. Ibu Joko mengungkapkan keinginan anaknya pada Raja. Raja sama sekali tidak marah mendengar penuturan Ibu Joko. Sebaliknya, Raja meneruskan lamaran itu pada ketiga putrinya.

Putri Sulung mengatakan, “Saya tak sudi, Ayahanda. Saya menginginkan suami yang kaya raya.” Putri Tengah mengatakan, “Suami yang saya inginkan? Seorang raja seperti Ayahanda.” Berbeda dengan ketiga kakaknya, Putri Bungsu justru menerima pinangan itu dengan senang hati. Raja sangat heran. Tapi karena Putri Bungsu sudah setuju, ia tak dapat mencegah pernikahan itu.

Sayangnya, Putri Bungsu selalu diejek kedua kakaknya. “Suamimu berjalan mirip bola menggelinding,” ejek Putri Sulung. “Suamimu mirip tempayan air,” ejek Putri Tengah. Putri Bungsu sedih. Tapi ia berusaha sabar dan tabah.

Suatu hari, Raja mengadakan lomba ketangkasan. Tapi Joko tidak bisa ikut. Ia mengatakan pada Raja, badannya sakit. Lomba ketangkasan itu diikuti banyak orang penting seperti para pangeran dan panglima. Mereka berlomba naik kuda dan menggunakan senjata. Tiba-tiba datang seorang ksatria gagah. Ia sangat tampan dan tangkas menggunakan senjata.

Putri Sulung dan Putri Tengah senang sekali melihatnya. Mereka jatuh cinta pada ksatria itu. Ia kembali mengejek adiknya, karena terburu-buru menikahi Joko Kendil.

Putri Bungsu pun berlari ke kamarnya sambil menangis. Di sana ia melihat sebuah kendi. Karena kesal, ia membanting kendi itu hingga berkeping-keping.

Ksatria gagah itu masuk ke dalam kamar Putri Bungsu. Ia mencari kendi, tapi kendi itu sudah hancur. Lalu ia melihat Putri Bungsu menangis tersedu-sedu. “Ada apa istriku?” tanyanya. Tentu saja Putri Bungsu kaget. Bukankah suaminya adalah Joko Kendil? Lalu ksatria itu menceritakan dirinya yang sebenarnya. Ia sebenarnya Joko Kendil, suaminya. Ia selama ini harus memakai pakaian dalam bentuk kendi. Tapi ia dapat kembali menjelma menjadi ksatria kalau seorang putri mau menikah dengannya.

Begitu tahu kalau ksatria tampan itu Joko Kendil, betapa menyesalnya Putri Sulung dan Putri Tengah. Sebaliknya dengan Putri Bungsu, ia menjadi sangat bahagia bersama Joko Kendil yang telah menjelma menjadi pria yang rupawan.

*Orang Jawa menyebut periuk = kendil.

Dikutip dari:PUSTAKA DIGITAL(PADI)

RINGKASAN CERITA PANGERAN NATAKUSUMO(pustaka digital)

                                        PANGERAN NATAKUSUMO




Pangeran Natakusuma atau nama kecilnya RM. Sujadi  lahir pada  tanggal 21 Maret 1764 M, mangkat pada tanggal 19 Desember 1829 M, dan dimakamkan di Kompleks Makam (Pasarean) Panembahan Senopati Kotagede). Natakusuma adalah putera ke-11 Sri Sultan Hamengku Buwana I yang lahir dari ibu B.R.Ay. Srenggara, garwa dalem ampil Sultan, yang berasal dari wilayah Bagelen, Purwareja. R.M Sujadi sebagai bangsawan Keraton Yogyakarta, ia mempunyai saudara satu ibu berjumlah tiga orang yaitu B.R.Ay.Danukusuma, B.R.Ay. Rangga Mangundirdja, dan B.R.Ay.Natayuda. Era kehidupan Pangeran Natakusuma dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu pertama, pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana I. Kedua, fase pemerintahan Hamengku Buwana II, dan Ketiga, fase era Pangeran Natakusuma pada saat berkuasa di Pura Pakualaman.Pada masa pemerintahan Hamengku Buwana I, kondisi Keraton Yogyakarta dapat dikatakan dalam keadaan stabil. Hal itu menunjukkan bahwa keraton mempunyai kewibawaan di mata kerabat, kawula, dan VOC. Tidak dipungkiri bahwa dalam periode itu juga muncul gerakan perlawanan kecil dan friksi-friksi persaingan dengan keturunan wangsa Mataram di Surakarta (Kasunanan dan Mangkunegaran). Tetapi Kasultanan menunjukkan kekuatannya dan diperhitungkan oleh VOC. Hal itu terbukti pada pertengahan abad ke-18 (1784 M) prajurit kasultanan diminta Belanda untuk memperkuat  pertahanan Batavia dalam menyongsong kemungkinan serangan Inggris (Riclefs, 2002).Pergantian pimpinan dinasti dari Hamengku Buwana I ke Hamengku Buwana II menyebabkan  ada perubahan kondisi dan sejarah, karena dalam periode ini diliputi oleh situasi pancaroba sosial dan politik di kasultanan. Situasi dan kondisi itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh adalah adanya berbagai friksi di antara kerabat keraton di satu pihak dan di pihak lainnya adanya para pejabat  yang saling berebut pengaruh dan kedudukan. Faktor eksternal antara lain adanya tindakan provokatif Gubernur Jenderal Herman Daendels dalam berupaya mencengkeramkan pengaruh dan segala hegemoninya, tidak hanya ke dalam politik kekuasaan tetapi sampai dengan tata adat serta perilaku sosio-kulturalnya. Daendels terbukti memaksakan pola perilaku barat ke dalam tata pergaulan kerajaan pada masa pemerintahan Hamengku Buwana II. Fenomena penetrasi penguasa asing terjadi kembali pada saat Inggris menguasai pedalaman pulau Jawa. Melalui Raffles dan Crawfurd Keraton Yogyakarta mengalami penyerbuan dan penghancuran sistemik, baik dalam sistem pemerintahan, militer, kultural maupun kekayaannya. Pada akhirnya  keraton takluk dan Hamengku Buwana II diasingkan ke luar wilayah Mataram.Pada dasarnya manusia atau seorang tokoh sekalipun, tidak hanya intensif terlibat dengan waktunya, tetapi juga dengan waktu yang telah melampauinya. Waktu yang melewatinya itulah menjadikan  sebuah dimensi yang menyebabkan arti dan makna kehidupan manusia atau tokoh yang masih dapat dinilai atau dihargai walau telah tiada. Dengan demikian, apa yang telah diperbuat di samping merupakan rangkaian fakta-fakta yang dapat direkonstruksi dalam wujud kisah sejarah, juga dapat dipetik makna pentingnya.
Ketiga periode tersebut di atas mempunyai konteks dan dinamika tersendiri tetapi  saling terkait dalam rangkaian proses kesejarahan. Oleh karena itu, dimensi waktu yang ada harus diletakkan dalam proporsinya sehingga dapat mengeliminir adanya ironi historis, yaitu kesenjangan antara logika dan realitas. Dari tiga babakan waktu itu era Hamengku Buwana I dan Hamengku Buwana II menjadi latar belakang serta kondisi yang menjadi pemicu muculnya Dinasti Pakualaman. Oleh karena itu, eksistensi Pangeran Natakusuma harus juga diletakkan pada masa menjadi KGPAA. Paku Alam I yang bertahta di Pakualaman sampai dengan 19 Desember 1829 M.


DIKUTIP DARI:PUSTAKA DIGITAL(PADI)

RINGKASAN CERITA PUTRI KENCANA AYU(PUSTAKA DIGITAL)

Putri Kencana Ayu

(Cerita Rakyat dari Desa Medayu Banjarnegara)
Tersebutlah kisah yang beredar di Desa Medayu Banjarnegara, tentang seorang putri cantik yang diasingkan dari keraton, karena hidupnya selalu dikejar-kejar raksasa yang ingin mengganggunya. Ya, dialah Putri Kencana Ayu, bangsawan yang cantik dan berhati mulia.
             Suatu hari, ia dibawa ke hutan yang jauh dari desa, karena gangguan si raksasa jahat yang sudah tahu.Di tengah gelap dan dinginnya malam, prajurit keraton dan warga desa terpaksa meninggalkan Putri Kencana Ayu seorang diri di tengah hutan.Malam semakin larut, sang putri mulai merasa lelah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Ia duduk di atas tumpukan kayu. Saat ini daerah tersebut dinamakan "Dukuh Kayunan".Suatu hari, seorang pria pengembara melihat Putri Kencana Ayu di tengah hutan. Pria itupun terpesona dengan kecantikan wajah sang putri dan menaruh hati padanya. Melihat gelagat aneh dari sang pengembara, Putri Kencana Ayu merasa takut atau wedi (bahasa Jawa). Sang Putri pun berlari ke arah barat untuk singgah disana. Hingga akhirnya tempat itu dikenal dengan nama "Dukuh Medini".
Rasa penasaran membuat sang pengembara semakin gencar untuk terus mengejar sang putri. Putri yang merasa sangat takut, terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran pria itu, sampai-sampai sang putri terperosok ke jurang dan hingga saat ini tempat itu disebut "Dukuh Jurang".
Sadar bahwa pria itu masih terus mengejarnya, Putri Kencana Ayu bangkit dan dengan langkah gontai ia berusaha berlari terus ke arah barat. Merasa keadaan sudah aman, sang Putri beristirahat sejenak. Dengan nafas yang terengah-engah, sang putri tetap waspada dan menengok-nengok untuk memastikan keadaan. Oleh karena itu tempat tersebut diberi nama "Dukuh Sidengok".
Selang beberapa saat, sang putri seperti mendengar suara langkah kaki. Hatinya mulai was-was, dan diapun memutuskan untuk berlari ke selatan. Setelah jauh berlari, sang Putri berhenti untuk memastikan bahwa ia telah lepas dari kejaran pria itu. Putri pun berdiri sambil melirik ke kanan dan kiri. Maka sekarang tempat itu dinamakan "Dukuh Celirik".
Dari tempat itu, sang putri melihat di arah selatan ada asap yang membumbung tinggi, ternyata di sana ada sebuah karang yang terbakar atau kobar (dalam bahasa Jawa). Sehingga tempat itu sekarang bernama dukuh "Karang Kobar".
Karena tak ingin pria tadi melihatnya, Putri Kencana Ayu memutuskan untuk berlari lagi ke utara. Ia merasa sangat lelah dan bingung, hingga akhirnya di tempat itu Ia duduk atau bahasa Jawanya metengge. Dan kini tempat itu diberi nama dukuh "Sipete".Sementara pria itu masih terus mengejar sang putri. Menyadari hal itu, putri berlari ke arah utara sampai-sampai rangkaian bunga atau kembang kanthil yang terurai di kepalanya terjatuh dan ditemukan oleh pria pengembara itu. Sehingga tempat itu sekarang dinamakan dukuh "Sikembang".
Karena sangat lelah dan tak mampu berlari lagi, Putri Kencana Ayu tergeletak pingsan (dalam Bahasa Banyumasan / Dialek : Ngglethak). di suatu tempat. Sekarang tempat itu dinamakan dukuh "Klethak". Setelah berlari cukup jauh, akhirnya Putri Kencana Ayu bisa lepas dari kejaran pria tadi. Maka sang putri berjalan ke arah selatan. Di sana Ia melihat sebuah karang besar yang mengerikan, namun Putri memutuskan untuk tinggal di situ. Hingga akhirnya tempat itu diberi nama dukuh "Karang Kemiri".
Selang beberapa tahun, banyak orang yang melihat Putri Kencana Ayu hidup seorang diri di sana. Namun orang-orang mengira Putri itu adalah hantu atau medi (bahasa Jawa) yang berparas cantik atau ayu. Sehingga wilayah itu di beri nama desa "Medayu" yang berasal dari kata Medi tapi ayu.

 CERITA INI DIKUTIP DARI:PUSTAKA DIGITAL(PADI)

RINGKASAN CERITA TENTANG ASAL USUL JEMBANGAN(PUSTAKA DIGITAL)

“Jembangan”

(Legenda dari DesaWanayasa)

Oleh   : Arwin Elfani F.

Di Kabupaten Banjarnegara terdapat sebuah gunung non aktif yang termasuk dalam gugusan pegunungan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di wilayah Kecamatan Wanayasa dan sebagian wilayah utara berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan. Gunung tersebut adalah Gunung "Rogo Jembangan"
       Kisah ini bermula dari masa Kerajaan Mataram.
Tersebutlah nama Ki Agung, seorang pertapa sakti yang telah berkelana ke berbagai tempat untuk bertapa, hingga sampailah di suatu gunung di tempat yang terasing. Ditempat inilah Ki Agung menghabiskan waktu untuk bertapa. Anehnya, dari tempat Ki Agung bertapa terdapat kubangan air ajaib. Kubangan air itu tidak pernah kering dan memiliki keunikan tersendiri karena tidak semua orang dapat kesempatan bisa melihat kubangan air tersebut. Konon cerita jika seseorang dapat melihat kubangan air dari tempat pertapaan Ki Agung, akan terkabul keinginannya.Setelah lama berada di Gunung itu, Ki Agung mendapat kepercayaan dari Kerajaan Mataram untuk menjaga gunung yang selama ini ditempatinya. Sejak saat itu Ki Agung mengabdikan diri untuk menjaga gunung itu dan memberinya nama "Gunung Margo Mulyo Joyo" yang berarti jalan yang benar. Ki Agung kemudian membangun jalan setapak ke puncak gunung yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar jika mendaki. Dengan kesaktiannya pula, Ki Agung dapat memunculkan air dari tanah sehingga terciptalah air terjun "Tirta Kencana Jaya" yang suatu saat nanti berguna sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat di wilayah Gunung Margo Mulyo Joyo.sampai saat ini keberadaannya tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Beberapa warga sekitar mengaku pernah melihat Ki Agung di gunung tersebut dalam wujud seorang kakek berjanggut panjang.
Pada saat sedang bersemedi dan ngasuh budi di gunung inilah, ketiga Wali telah memilih tempat nyaman untuk musyawarah dan berdiskusi, tempat tersebut kemudian diberi nama "Patilasan". Saat ini situs Patilasan masih dapat dilihat keberadaannya yaitu berada disalah satu kebun milik warga sekitar kaki Gunung Margo Mulyo Joyo. Di Patilasan tersebut, konon sang wali memberi nama desa di sebelah Gunung Margo Mulyo Joyo dengan nama "Wanaraja", yang berarti "hutan para raja". Yang dimaksud Raja adalah Ki Agung sebaga Raja Gunung Margo Mulyo Joyo, si pemilik "jembangan", kubangan air ajaib.Demikianlah, sampai saat ini keberadaan situs Ki Agung masih dapat dilihat dan terjaga secara alami. Nama Margo Mulyo Joyo sendiri masih asing di telinga masyarakat yang tinggal di Banjarnegara. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang Banjarnegara mengenal gunung tersebut sebagai "Gunung Rogojembangan". "Rogo" yang berarti Tubuh dan "Jembangan" yang berarti Kubangan 

cerita ini dikutip dari:pustaka digital(padi)

RINGKASAN CERITA TENTANG SETANA RONGGENG(PUSTAKA DIGITAL)



SETANA RONGGENG"

(Cerita Rakyat Banjarnegara)
Oleh : Sarwosih

Diceritakan, Raden Sutawijaya setelah menikah dengan putri bupati Pasuruan diberi kekuasaan wilayah Kademangan Merden, yang sudah lama terjadi kekosongan pemerintahan.
Di tengah-tengah ketenangan dan kedamaian, masyarakat dikejutkan oleh berita bahwa Raden Sutawijaya harus segera meninggalkan kademangan untuk magang sebagai patih di Keraton Surakarta. Segera Raden Sutawijaya menunjuk Ki Ageng Suta untuk menggantikannya dengan perjanjian bila Raden Sutawijaya berhasil maka Kademangan Merden akan terus diperintah Ki Ageng Suta. Tetapi jika gagal, pemerintahan kembali dipegang Sutawijaya.Ternyata, Raden Sutawijaya gagal magang patih di keraton Surakarta. Rupa-rupanya informasi agar Raden Sutawijaya magang di Keraton Surakarta merupakan informasi palsu yang disampaikan Ki Ageng Suta untuk menjebak Suta wijaya agar segera keluar dari Kademanagan Gagal menjadi patih di keraton, Raden Sutawijaya pulang dengan mengendarai Kuda Dawuk yang gagah, pemberian kakek gurunya Panembahan Heru Cokro. Dalam perjalanan pulang dari Surakarta, Raden Sutawijaya tidak langsung pulang ke Merden tetapi terus mengembara. Pengembaraan dilakukan layaknya seorang pendekar sambil mematangkan ilmunya yang telah diperoleh dari para guru yang terkenal kesaktiannya. Kegagalan dijadikan pengalaman hidup yang sangat berharga, direnungkannya dalam-dalam. Raden Sutawijaya terus merenung dalam kesunyian. Ia  merasa bahwa ilmunya masih sangat jauh dari kesempurnaan.Sutawijaya mengalami kejadian-kejadian aneh dan tidak masuk akal. Diserang oleh orang yang tak dikenal, bahkan diracun ketika mampir di warung pinggir jalan. Puluhan orang bersenjatakan golok menghadangnya, tapi semua bisa diatasi dengan mudah.
Rupanya, suasana masyarakat dan keamanan Merden telah berubah setelah ditinggal Sutawijaya. Wajah mereka terlihat penuh dengan ketegangan, suasana pun mencekam. Menurut informasi bahwa kepergian Raden Sutawijaya merupakan rekayasa Ki Ageng Suta bahkan Ki Ageng Suta tidak akan mengembalikan mandatnya sebagai demang sementara. Ia juga telah membangun padepokan untuk mengumpulkan pemuda-pemuda kampung guna membangun kekuatan.Pada hari berikutnya Raden Sutawijaya menemui Ki Ageng Suta. Saat itu sedang ada paseban. Terlihat banyak orang asing, banyak orang yang tidak dikenal Raden Sutawijaya. Mereka berwajah seram dan tidak bersahabat. Raden Sutawijaya masuk pendopo tanpa rasa takut.
Kedatangan Raden Sutawijaya rupa-rupanya sudah diketahui sehingga segala sesuatunya sudah dipersiapkan. Suasana menjadi tegang namun dengan gagah berani Raden Sutawijaya menemui Ki Ageng Suta yang saat itu sedang dikelilingi ratusan muridnya di padepokan “Selamat datang, Raden. Kapan Raden pulang?  Kok tidak mengutus abdi dalem saja untuk mengundang kami menghadap?” kata Ki Ageng Suta basi-basi. Dengan salah tingkah, Ki Ageng Suta mempersilakan Raden Sutawijaya untuk duduk.
“Sudahlah, Ki Suta. Kamu tidak usah basa-basi. Aku sudah tahu apa yang kamu rencanakan. Kamu menginginkan kademangan ini, bukan?. Kamu pengecut!. Bukankah orang-orang Ki Ageng Suta yang menghadang dan menyerang saya di setiap perbatasan?. Tapi sayang, mereka bukan prajurit sejati sehingga mudah buka mulut, mereka menyampaikan yang sebenarnya”.
Mendengar perkataan Raden Sutawijaya yang seolah-olah mengerti segalanya, Ki Suta pun tak bisa mengelak. Ki Suta beranjak dari tempat duduknya yang tidak jauh dari Raden Sutawijaya.
“Baiklah, kalau begitu sekarang raden maunya apa? Setelah tahu apa yang terjadi. Apa raden ingin memimpin kembali kademanagan ini? Coba tanyakan pada masyarakat yang hadir di sini.” tantang  Ki Suta sembari mendongakkan  kepala.
Dengan wajah yang congkak, Ki Suta pun mendekat pada peserta paseban yang sudah dipersiapkan.
“Saya mau tanya, kalian jawab! Apa kalian suka dan senang bila kademanagan dipegang saya?” tanya Ki Ageng Suta dengan nada sombong.
Hadirin yang sudah dipersiapkan menjawab dengan serempak : “Senaaaang”.
“Bagaimana kalau kademangan dipegang kembali oleh Raden Sutawijaya? Apakah kalian setuju?”. Ki Ageng Suta kembali bertanya.
Tak seorang pun berani menjawab setuju.rakyat. Saya akan pasrah dengan keputusan rakyat dan saya akan membela rakyatku dengan pecahing dada luntahing ludiro, sedumuk bathuk senyari bumi sekalipun dada sampai hancur darah terkucur akan kulalui.”
Mendengar kesombongan Ki Suta, sebenarnya Raden Sutawijaya marah besar dan terpancing emosinya. Namun teringat pesan Ki Guru, bahwa dia tidak boleh emosional, harus mengalah dan sabar dalam menghadapinya.
“Oh, begitu. Ingat Ki Suta! Bagi saya masalah kekuasaan bukan sesuatu yang harus diminta tapi sesuatu yang harus dijaga karena merupakan amanah dan harus dilakukan sebaik-baiknya. Saya rela melepas hak saya kalau ini memang pilihan terbaik bagi rakyatku!”
Raden Sutawijaya pun pergi meninggalkan padepokan. Setelah Sutawijaya meninggalkan kademanagan, Ki Suta semakin bebas merencanakan niat besarnya. Padepokan disulap menjadi sebuah istana kecil mirip keraton Surakarta. Pendopo Agung dibangun dengan halaman depan yang luas. Masyarakat menyebutnya dengan keraton kembar. Kabar ini terdengar sampai ke keraton Surakarta. Raja pun memerintahkan telik sandi (mata-mata) untuk menyelidiki kabar yang telah beredar.
Diutuslah seorang prajurit wanita sebagai telik sandi. Setelah  mendapatkan informasi, telik sandi pulang ke keraton untuk menyampaikan hasil penyelidikannya. Mendengar informasi dari sang telik sandi, raja marah besar dan penasaran ingin melihat sendiri ke Keraton Kembar.Kejadian demi kejadian di Merden beritanya terdengar sampai ke keraton. Raja memerintahkan beberapa utusan khusus menghadapkan Ki Suta baik hidup maupun mati. Tapi tak seorang  pun utusan dapat menangkapnya. Semua gagal, semua kalah dan tunduk menjadi pengikutnya. Akhirnya raja memerintahkan seorang jawara dan pimpinan padepokan dari Tegal, bernama Kyai Jamaludin. Dengan bekal kesaktian yang luar biasa berhasil mengatasi semua perangkap dan sihir yang dipasang oleh Ki Ageng Suta.
Melihat kenyataan dan kekalahan pasukannya di mana-mana,  Ki Ageng Suta mengajukan gencatan senjata dan berjanji akan membicarakan kemungkinan penyerahan dirinya. Mendengar janji Ki Ageng Suta maka Kyai Jamaludin beriktikad baik menenrima tawaran  gencatan senjata. Pada saat gencatan senjata, Ki Suta mulai menyusun strategi untuk mengalahkan Kyai Jamaludin. Anak angkatnya adalah seorang ronggeng, dijadikan telik sandi untuk mendekati dan merayu Kyai Jamaludin.
Tugas ronggeng adalah manari dan menyanyi di arena seni rakyat Kademangan Merden. Ronggeng akan menari dengan gerakan-gerakan spontan dan ekspresif bahkan mengarah ke eksotis. Goyang dan geol merupakan cirri khas tarian ronggeng dengan iringan musik calung. Dengan ciri khas inilah ronggeng mampu membuat lelaki lupa diri, tergila-gila.Telik sandi yang menyaru sebagai ronggeng cantik dengan kepandaiannya menari melayani pria di atas panggung, menyusup mendekati Kyai Jamaludin. Karena desakan anak buahnya,  Kyai Jamaludin pun berhasrat mengundang ronggeng untuk menghibur pasukannya. Pada saat hiburan dimulai orang pun terkesima dengan goyangan dan geol sang ronggeng yang membangkitkan gairah lelaki. Minuman yang sudah dicampur dengan ramuan memabukkan telah disiapkan telik sandi. Semua dihidangkan tanpa kendala. Makin malam makin ramai, semua pasukan pun mabuk dan terlena, termasuk Jamaludin.Kyai Jamaludin tergila-gila pada ronggeng yang telah mampu membangkitkan gairah kelaki-lakiannya. Dalam kondisi tidak sadar Jamaludin berteriak-teriak.
“Saya mau mati asal bersama ronggeng!”
Dengan serentak tanpa dikomandom pasukan Ki Ageng Suta begitu kalap membunuh Jamaludin. Ronggeng pun menjadi sasaran kesadisan hingga mati terpotong-potong. Melihat ronggeng telah mati di depan mata, Jamaludin mengikhlaskan diri untuk mati bersama ronggeng.Akhirnya mereka menguburkan potongan mayat ronggeng di daerah masing- masing sesuai ditemukannya potongan jasad Nyi ronggeng. Ada yang membawa kepala, tangan, kaki, dan perut. Sampai sekarang kuburan potongan ronggeng naas itu ada di mana-mana, di sekitar pinggir kali Sapi. Sampai kini tempat pemakaman ronggeng itu dinamakan “Setana Ronggeng”.Sampai sekarang setana ronggeng ini masih dijadikan tempat untuk bersemedi bagi sebagian orang yang percaya. Bagi mereka yang berhasil melakukan semedi di setana ronggeng, konon bakal menjadi ronggeng yang laris dan terkenal. Demikian legenda cerita yang masih berkembang di Daerah Merden, Banjarnegara dan sekitarnya.

cerita ini dikutip dari:PUSTAKADIGITAL(PADI)

RINGKASAN NOVEL TENTANG TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK(PUSTAKA DIGITAL)

Novel ini berisi tentang percintaan zainudin dan hayati.zainudin yg lahir di makasar mendatangi kampung ayah nya batipuh,padang panjang,meski ayah nya orang sana namun zainudin tetap di anggab sebagai orang asing atau pendataang
Disanalah ia mengenal hayati sang bunga kampung ,keduanya saling tertarik dan mulai menjalani hubungan,namun malang bagu keduanya,hubungan percintaan mereka tidak di restui ,keluarga hayati menilai zainudin ttidak layak untuk memperistri hayati ,pinangan zainuddin di tolak keluarga hayati justru meluruskan lamaran yg dibawa oleh aziz yg kaya raya dan terpandang .

Betapa terpukul nya hati zainudin menerima penolakan untuk nya ,pemikiran berat oleh bayang"an suram masa depan,kesehatan zainuddin pun mengakibat kan ia terkena sakit parah ,nasihat dan kesabaran akhirnya bisa mengobati perih nya penolakan .
Sebagai salah satu upaya penyembuhan ia berhijrah ke batavia,di tempat tersebut ia menekuni pekerjaan barunya ,berbagai tulisan mula tersebar di berbagai media masa ,berbagai pengalaman pahit nya yg dialami nyys ia jadikan bahan cerita ,dan tidak lama pun ia menjadi seorang pengarang besar yg tulisan nya selalu di tunggu oleh pembaca ,selalu ada hikmah di balik berbagai peristiwa dan pengalaman manusia

  Masih kah zainuddin menyimpan merawat cinta nya?cinta pertama?sampai kapann?berbahagiakah hayati dan suami pilihanya sendiri ?
Ah,bukan kah hanya wajib berusaha dan hanya mampu berencana,bukan lah jasib,jodoh,rezeki,maut ada di tangan sang pencipta?

Dikutip dari : pustaka digital(PADI)

Terimakasih semoga bermanfaat bagi kalian semuah:)

CARA MEMBUAT HIASAAN DINGDING

assalamualaikum wr.wb


 

Dinding rumah kalian kosong tanpa hiasan dan kalian bingung bagaimana mengisi ruang tersebut? Menggunakan wallpaper memang salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan, namun hal tersebut akan menghabiskan banyak dana. Mencari hiasan dinding yang bisa dijadikan sebagai wall art memang tidak mudah. Namun jika mendapat barang dan atau bahan yang pas bisa jadi sangat mungkin dinding rumah Anda terisi dan semarak.

  •  Paper Rolls Wall Art

Pernahkah Anda berpikir untuk membuat wall art dari kertas gulung yang terdapat pada tisu toilet? Anda bisa gunakan kanvas atau papan lainnya agar kertas bisa menempel.

  • Cupcakes Wrapper Wall Art
 

Jika Anda dan keluarga gemar dengan cupcakes atau kue bolu, maka jangan buang pembungkus atau wrapper-nya. Gunakan sebagai wall art dan kreasikan menjadi seperti yang Anda inginkan.

  • Postcard Wall Art
Jika Anda merupakan seorang kolektor kartu pos, jadikan koleksi Anda sebagai wall art cantik di dinding kamar atau ruang tamu. Gorgeous!
  
  •  Kupu-kupu tak hanya ada di taman saja. Sekarang, bersiaplah menyambut serbuan kupu-kupu di kamarmu!


Dinding putih di kamar memang membuat jenuh pandangan. Nah, sekarang saatnya membuat kamarmu indah seperti taman. Kupu-kupu gak hanya bisa terbang di taman lho, sekarang kupu-kupu bisa mengisi dinding kamarmu agar tampak lebih segar. Cara membuat kupu-kupu kertas juga cukup mudah. Kamu hanya perlu menyiapkan kertas karton atau asturo yang cukup tebal dan selotip dua sisi (double tape) sebagai perekat. Pertama, bentuklah pola gambar kupu-kupu di karton, lalu lipat dan pasang perekat di salah satu sisinya. Kemudian pasanglah gambar pada dinding kamar sesuai arah yang kamu suka. Dan biarkan mereka membuat kamarmu menjadi lebih indah.

  • Kalau mau membuat suasana kamarmu serasa di club, saatnya kumpulkan kepingan CD bekas!

     

    Zaman sekarang, compact disk atau CD adalah barang yang tidak lagi banyak digunakan. Gak jarang kamu bakal punya bertumpuk-tumpuk CD di gudang. Nah, barang ini bisa kamu manfaatkan untuk menghiasi dinding kamarmu lho. Dijamin caranya gampang dan gak pakai ribet.
    Kamu hanya cukup menempelkan CD di dinding dengan menggunakan lem alteco. Tapi pastikan kamu sudah membuat pola tulisan di dinding agar tatanan CDmu tidak berantakan. 
  • Bukan tidak mungkin untuk membuat hiasan 3 dimensi dengan kertas karton. Biayanya murah, caranya pun sederhana saja.



    Hiasan 3 dimensi bukan tidak mungkin untuk kamu wujudkan didinding kamarmu. Sekarang kamu bisa memanfaatkan kertas karton beraneka warna untuk menghiasi ruanganmu agar lebih atraktif. Caranya tidak ribet kok, cukup gunting-potong-lipat.
    Untuk membuat hiasan 3 dimensi berbentuk hati, pertama kali kamu harus membuat pola gambar hati lebih dulu. Pastikan pangkal gambar hati tidak terlalu lancip, dan sisi samping harus lebar. Lalu jepit pada pangkal hati untuk menciptakan kesan menggembung. Tempelkan pada dinding menggunakan lem. Untuk menciptakan sebuah balon udara 3 dimensi, kamu bisa membuat pola dengan dua sisi sekaligus. Gampang ‘kan?
    • Saat kecil dulu, mungkin kamu sering membuat kipas dari kertas. Mengapa setelah dewasa kamu tak lagi membuatnya?

    Majalah edisi lama memang selalu menjadi sampah kertas yang selalu memenuhi isi rak. Sudah dibaca tapi dibuang juga sayang. Sekarang gak ada salahnya untuk memanfaatkan kertas majalah menjadi hiasan dinding yang tak kalah indah dengan ukiran. Caranya sangat mudah untuk diterapkan. Pertama-tama, lipatkan kertas majalah membentuk kipas. Lalu satukan masing-masing kipas agar hingga membentuk lingkaran. Tapi pastikan tempelan antar kipas jangan terlalu renggang ya. Lalu tempelkan pada dinding menggunakan lem. Atau jika kamu ingin memberikan kesan saling tindih, maka pasang menggunakan paku. Nah, buatlah beberapa jenis ukuran agar tampak lebih indah saat dipasang bersama-sama.
    • Suasana alam dan tumbuhan memang selalu menyejukkan. Maka memasang botol kaca untuk menanam di dinding rumah adalah cara untuk menghidupkan suasana.



    Satu lagi hiasan dinding yang patut kamu coba untuk membuat suasana baru, yaitu dengan memanfaatkan botol kaca untuk menanam. Pertama-tama, kamu cuci bersih botol yang akan kamu gunakan. Lalu pasang setiap botol menggunakan pengait dan sekrup pada papan kayu agar lebih kuat. Kamu bisa mendapatkan bahan tersebut di toko bangunan kok. Nah, setelah itu, kamu tinggal isi botol dengan tanah gambut dan tanami semisal bunga Torenia. Setelah beberapa waktu, biarkan dia berbunga indah di dinding rumahmu. Sederhana, kan? dengan hiasan dinding seperti ini, rumahmu bisa menjadi lebih asri!
    •  Hiasan indah itu gak perlu mahal kok. Hanya dengan belitan benang, dindingmu bisa berubah jadi mempesona.



    Hiasan dinding selain foto dan jam dinding, mungkin kamu akan lebih memilih lukisan. Nah, daripada kamu harus mengeluarkan uang untuk membeli lukisan. Jadi coba saja untuk membuat karya yang tidak kalah indahnya dengan lukisan mahal. Kamu hanya perlu benang, jarum dan papan kayu untuk membuatnya. Awalnya hal yang kamu perlu siapkan adalah papan kayu, gabus atau steroform. Lalu cat dengan warna sesukamu. Setelah itu, buatlah pola dengan menggunakan jarum.
    Namun jika kayu yang kamu gunakan cukup tebal, pakailah paku. Setelah itu siapkan benang dengan warna kontras, lalu ikat pada salah satu jarum. Untuk membuat hiasan, kamu bisa menarik benang ke segala arah hubungan pada setiap jarum yang ada pada pola. Lakukan secara berulang-ulang dengan tidak beraturan. Setelah sudah cukup tebal, kuncilah ujung benang dengan mengikatnya. Pastian tarikanmu cukup kencang ya, agar hiasan benangmu juga lebih rapi untuk dipandang. Menarik ‘kan? Tunggu apalagi siapkan bahan dan hiasi dinding kamarmu dengan karya sendiri.

    sekian dari saya semoga bermanfaat bagi kalian semuah:)
    wassalamualaikum😃

LEGENDA DEWI PADI

Di tengah kehidupan masyarakat Purwagaluh yang hanya menggantungkan sumber makanan dari hasil buruan, kehidupan berubah menjadi neraka ketika hutan tak lagi menyediakan binatang untuk diburu.

Tanah kering kerontang dan sungai tidak lagi menyisakan air yang memberi kehidupan pada hewan dan tumbuhan. Purwagaluh adalah satu wilayah yang tengah mengalami bencana kekeringan terparah.

Sadana, Adikara, dan Dewi Sri, tiga orang yang ditugaskan mencari jalan keluar untuk membebaskan warga dari kesulitan dan memperbaiki kehidupan Purwagaluh secara keseluruhan. Namun dalam perjalanan tugas yang pertama pun mereka sudah menemukan kesulitan yang datang dari musuh bebuyutan mereka sejak kecil.

Demi mendapatkan Adikara yang dicintainya sejak kecil, Nuridami tak pernah berhenti mengejar dan menghalalkan segala cara dengan memanfaatkan kesaktian sang nenek, Nyi Ulo juga kakaknya Sapigumarang dan Singasatru.
Dalam satu pertarungan, Dewi Sri yang menyamar menjadi Camar Seta berhasil membunuh Singasatru yang saat itu memimpin kelompok Bajak Lautnya menyerang Pelabuhan Atasangin, pulau yang paling maju dan makmur kala itu dan menjadi tempat Dewi Sri, Sadana dan Adikara mempelajari sebab kemajuan Atasangin untuk diterapkan di Purwagaluh.

Sapigumarang sangat murka mengetahui kabar kematian adiknya, Singasatru di Atasangin oleh Camar Seta. Segera ia mendatangi Sadana untuk membalas dendam pada Camar Seta. Namun Nyi Ulo menahannya dengan alasan Singasatru yang jauh lebih saktipun berhasil dikalahkan Camar Seta.

Akhirnya Sapigumarang mau berlatih secara khusus bersama Nyi Ulo untuk menyempurnakan ilmu Lebursaketinya. Dari situlah Sapigumarang kemudian menyadari sumber kekuatannya yang besar, yaitu amarah yang bisa melipat gandakan kekuatannya hingga mampu menguasai Lebursaketi dengan sempurna.

Segera setelah itu Sapigumarang mendatangi Sadana untuk membunuh Camar Seta, Sadana beralih tidak mengenal Camar Seta. Sapigumarang tak mau percaya dan menyangka Camar Seta adalah Adikara yang memakai nama palsu.
Sadana yang berniat membantu dihajarnya hingga pingsan dan Adikara dibawa pergi setelah tidak berdaya karena Nuridami merayu Sapigumarang untuk tidak membunuhnya.

Dewi Sri sangat sedih mengetahui kekasihnya, Adikara ditawan oleh Sapigumarang. Namun berkat kesaktian Malihwarni yang diajarkan oleh kakeknya, Aki Tirem, Dewi Sri bisa merubah dirinya menjadi seekor harimau jadi sangat frustasi dan akhirnya bunuh diri.

Sapigumarang jadi murka dan gelap mata setelah Budugbasu dan Kalabuat menghasutnya dan menuduh Dewi Sri yang telah membunuh Nuridami karena cemburu. Sapigumarang langsung menyusun kekuatan untuk membunuh Dewi Sri sekaligus menguasai Purwagaluh yang saat itu sudah berubah menjadi wilayah yang sangat makmur berkat Dewi Sri, Sadana dan Adikara yang berhasil menciptakan sawah padi di sana.

Dan ketika Dewi Sri dan Adikara merayakan panen padi pertama bersama warga di Desa Cidamar, pasukan Sapigumarang yang dipimpin Budugbasu datang untuk merebut semua hasil panen dan menangkap Dewi Sri. Namun Dewi Sri yang sudah sangat sakti berhasil mengalahkan Budugbasu dan semua pasukannya.

Sapigumarang tidak menyerah, ia menunjuk Kalabuat untuk menggantikan Budugbasu dan memimpin pasukan yang lebih banyak. Kalabuat yang licik bersiasat untuk menyerang malam hari dengan kekuatan penuh. Saat itu Dewi Sri dan Adikara hanya berjaga - jaga dengan pemuda dan warga yang jumlahnya sangat sedikit karena banyak diantara warga Cidamar yang terbunuh pada peperangan melawan Budugbasu.

Kalabuat dan pasukannya yang besar datang dengan penuh percaya diri. Ketika mengepung sawah, tempat Dewi Sri memfokuskan penjagaan. Dewi Sri dan Adikara tak mau menyerah begitu saja, mereka melawan semua pasukan Kalabuat dengan sepenuh tenaga. Saat itu Budugbasu yang sangat dendam keluar dengan pasukannya karena ingin Dewi Sri dan Adikara hanya mati di tangannya.

Kalabuat sempat marah karena Bubugbasu hanya memimpin pasukan bantuan dan seharusnya belum boleh keluar. Tapi Budugbasu tak peduli dan segera menyerang Dewi Sri untuk membunuhnya.Dewi Sri dan Adikara sangat terdesak menghadapi jumlah pasukan yang semakin banyak. Saat itulah Dewi Sri mengeluarkan ajian Malihwarninya dan merubah dirinya menjadi ratusan kelelawar besar yang sangat buas.

Pasukan Kalabuat dan Budugbasu kalang kabut menghadapi serangan ratusan kelelawar, mereka semua terbunuh dan hanya sedikit yang berhasil melarikan diri. Sementara Kalabuat dan Budugbasu pun tak luput dari serangan kelelawar. Mereka pun kemudian melarikan diri dengan wajah dan bukan yang penuh luka gigitan.

Sapigumarang sangat murka mengetahui Kalabuat dan Budugbasu kembali kalah oleh Dewi Sri, terlebih lagi semua pasukannya yang habis terbunuh. Ia dengan murka menghajar Kalabuat dan Budugbasu. Kalabuat membela diri dan menyalahkan Budugbasu yang membawa keluar pasukan bantuannya hingga akhirnya semua pasukan habis terbunuh.

Budugbasu tak mau kalah, ia menyalahkan Kalabuat yang bersiasat menyerang malam hari hingga mereka diserang kelelawar ganas ciptaan sihir Dewi Sri.

Mengetahui Dewi Sri yang menguasai sihir Sapigumarang segera meminta bantuan Nyi Ulo untuk menghadapi Dewi Sri. Namun Dewi Sri dengan cerdik mengalahkan semua sihir dari Nyi Ulo yang menyerangnya, bahkan Nyio Ulo pun tewas oleh serangan balik dari Dewi Sri.

Sapigumarang murka dan menantang Dewi Sri untuk adu tanding dengannya. Dewi Sri melayani tantangan Sapigumarang dan bertarung dengan tangan kosong. Sapigumarang yakin mampu membunuh Dewi Sri dengan kekuatan penuh Lebursaketinya. Namun Dewi Sri yang sudah bersiap dengan ajian Sungsangbuana berhasil mengembalikan pukulan dahsyat Lebursaketi.

Sapigumarang pun tewas oleh ajian Lebursaketinya sendiri. Mengetahui kenyataan itu Kalabuat dan Budugbasu tak bisa berbuat apa-apa. Merekapun menyerah ketika pasukan Sadana tiba-tiba datang meringkusnya.

Semua warga dan pasukan bergembira menyambut kemenangan Dewi Sri. Mereka semua mengelu-elukan nama Dewi Sri dan menjulukinya sebagai Dewi Padi karena jasa terbesarnya yang telah menciptakan tanaman padi diseluruh wilayah Purwagaluh.

Dikutip dari pustaka digital



 

Smk albasyariah

Assallamalaikum
Kenalin nih nama saya amel dhea awani saya mau ngepost tentang sekolah tercinta SMK AL-BASYARIAH yg beralamat di jl.pabuaran gg.langgar ds.rawa panjang kec.bojong gede -bogor

ALBASYARIAH juga punya tk,sd,smp,dan sma loh jadi kaaalian klo mau masukin ade kaka temen klian ke sekolah abasyariah aja yah dan untuk sma dia memiliki 2 jurusan saja yaitu,ipa dan ips sedangkan klo smk albasyariah memiliki 5 jurusan loh ada ,tkj,rpl,administrasi perkantoran ,akutansi,dan pemasaran/marketing
Fasilitas sekolah iini ada lab komputer,bengkel komputer untuk tkj,perpustakaan,kantin ,laboratorium,dan lapangan putsal dan basket ,dan parkiran yg sangat luas..

Jadi kalian wajib baca semoga kalian berminat..
Untuk info lebih lanjut kalian datang aja langsung ke al basyariah .
Oke terimakasih buat yg sudah membaca maaf bila ada kata"yg kurang berkeenan
Terimakasih
Wassalamualaikum:)

Pengecekan wifi id

Assalamualaikum.
Perkenalkan nama saya Amel dhea awani saya ingin memberitahukan tentang laporan saya saat pengecekan wifi daerah taman kencana dan sempur kota BOGOR.
*taman kencana=semuah wifi id bisa kecuali di perempatan jalan taman kencana sebelah kanan taman kencana
*IPB =semua wifi menyala dan jaringan pun sangat kencang
*taman sempur = - bogor bisa wifi. Id (aktif)
-wifi.id (aktif -jaringan sangat kuat)
-@freeBiznet Hotspot(aktif)

Sekian laporan dari saya silakan mencoba:)
Wassalamualaikum ��